Di tanah harapan yang bernama Old Trafford, kisah epik penuh lika-liku kembali bergulir. Setelah Erik ten Hag yang dielu-elukan sebagai arsitek kebangkitan, kini giliran Ruben Amorim yang diarak dalam teater tragedi yang tak pernah usai. Fans, seperti biasa, menyambut dengan tangan terbuka, senyum penuh harap, dan optimisme yang tampaknya abadi meski berkali-kali terhempas ke jurang kekecewaan.
Salah Kita Sendiri
Saat Anda membaca tulisan ini, timnas sepakbola kita kembali batal menjadi jawara. Di dunia digital sana, para pencemooh sudah luntang-lantung dengan segala sumpah serapah ala media sosialnya. Tak tersisa. Termasuk saya dan Anda.
Rivalitas Suporter Kelas Kafe: Plastic Fans
Perhatian: Jika Anda termasuk golongan yang lembut dan perasa (baca: mudah tersinggung), sebaiknya tinggalkan halaman ini!
Penikmat Sinetron = Penikmat Sepakbola
Untuk pria modern seperti Anda, sinetron tentu saja terasa seperti sebuah sampah, dan tak ketinggalan para penikmatnya. Bahkan untuk pria pinggiran seperti saya sekalipun, sinetron termasuk hal yang sangat mengganggu.