snakepit

long haired guy...

  • Home
  • Web
    • Pengembangan Situs
    • Web Monetization
  • Rockumentary
  • Life!
  • Hak Cipta
  • Tentang Saya
  • Kontak
Navigasi: Home / Rockumentary / Sympathy for the Devil, Axl, dan Slash

Sympathy for the Devil, Axl, dan Slash

03.08.2014

Sore ini, seperti hari-hari sebelumnya tidak ada yang spesial. Hanya suara musik dari radio yang sejak tengah hari mengeluarkan suara yang tidak jelas, diselingi suara petasan sisa-sisa lebaran anak blok E. Namun tiba-tiba mengalunlah sebuah tembang klasik bertajuk Sympathy for the Devil dari Rolling Stones yang seketika membuat saya mengingat kembali bagaimana “buruknya” ketika lagu ini di-cover oleh Guns N’ Roses.

Saya tidak begitu suka dengan versi GNR, dan jujur memang tidak pernah tertarik mendengarkan lagu tersebut. Namun cerita dibalik proses pembuatan lagu itulah yang menarik. Sebuah lagu yang menjadi cerita penutup hubungan antara Axl Rose dan Slash di tubuh GNR.

Tanda-tanda ketegangan itu mulai terkuak pada tahun 1994 ketika para personil GNR kembali masuk studio untuk membuat album baru sebagai tindak lanjut dari album tribute setahun sebelumnya, The Spaghetti Incident. Namun mereka tidak menghasilkan satu lagu pun dikarenakan saat itu para personil GNR sibuk dengan materi mereka masing-masing. Tidak adanya kecocokan dalam membuat materi itu diperparah ketika Axl memecat Gilby Clarke dengan alasan Gilby hanya personil “sewaan” sehingga dia sulit untuk diajak bekerja sama. Ya, memang Gilby tidak pernah ikut dalam pembuatan album, karena Gilby baru masuk menggantikan Izzy Stradlin ditengah-tengah tur Use Your Illusion. Namun keputusan ini ternyata diambil sang frontman tanpa melibatkan personil yang lain. Slash adalah orang yang sangat menyayangkan hal itu, meskipun akhirnya dia menerima keputusan itu lewat telepon.

Masuklah beberapa nama untuk mengisi posisi yang ditinggalkan Gliby, salah satunya adalah Paul Tobias (Paul Huge) yang merupakan teman Axl dari kampung halamannya. Kembali ke era Use Your Illusion, saat Izzy keluar dari GNR, Axl juga melakukan hal yang sama dengan memasukkan Dave Navarro tanpa adanya persetujuan dari personil yang lain. Akan tetapi Slash sebagai lead guitarist tidak dapat bekerjasama dengan gitaris pilihan Axl tersebut, baik itu Dave sebagai pengganti Izzy atau Paul sebagai pengganti Gilby. Bagi Slash, Dave Navarro lebih cocok sebagai lead guitarist, sedangkan Paul Tobias baginya adalah gitaris yang paling tidak berbakat yang pernah ditemui sepanjang hidupnya. Kalau anda melihat formasi GNR sekarang, dimana ada dua orang lead guitarist, sudah jelas bahwa itu adalah mimpi Axl dari dulu dimana ia ingin menyandingkan Slash dengan Dave Navarro. Bahkan banyak sumber menyebutkan bahwa Axl menginginkan Slash berduet dengan Zakk Wylde ketika itu.

Sebenarnya, Slash selalu mencoba untuk bisa menyatu dengan Paul, namun setiap latihan ketidakcocokan itu semakin mereka tonjolkan. Anehnya, Paul justru tidak merasa terganggu dengan hal itu, mungkin karena posisinya kuat mengingat “bekingnya” adalah Axl sehingga kesan arogannya muncul. Inilah yang juga membuat personil lain sulit untuk beradaptasi dengan Paul, begitupun sebaliknya. Slash yang tidak tahan dengan situasi tersebut akhirnya bicara kepada Axl bahwa dia tidak memiliki chemistry untuk bermain bersama Paul, begitu juga dengan personil yang lain. Namun Axl seperti tidak ingin tahu dengan persoalan itu.

Saat proses menulis lagu pindah ke studio di rumah Slash, ternyata hal ini justru semakin memperburuk keadaan. Slash menganggap ketegangan yang selalu terjadi di rumahnya hanya semakin membawa hal-hal buruk dan negatif sehingga dia merasa berhak untuk tidak mengadakan latihan di rumahnya lagi. Axl pun marah dan dan hubungan keduanya semakin merenggang. Keputusan Axl untuk memecat Gilby dan merekrut Paul Tobias jelas menjadi penyebab utama hubungannya dengan Slash memanas. Bahkan dikemudian hari banyak fans yang menyebut Paul Tobias adalah Yoko Ono-nya GNR. Hal ini didasarkan pada ucapan Matt Sorum kepada Paul Tobias sesaat setelah dirinya juga dipecat Axl. Kondisi yang semakin menguatkan image di mata para fans bahwa Paul Tobias lah orang yang sebenarnya harus bertanggung jawab atas pecahnya GNR.

Situasi sempat dingin ketika Slash mencoba untuk mencari kesibukan (peralihan) dengan membuat proyek solo: Slash’s Snakepit. Namun hubungan antara Axl dan Slash kembali panas saat GNR mendapat tawaran untuk meng-aransemen ulang lagu Sympathy for the Devil yang akan dijadikan soundtrack film Interview with the Vampire, sebuah film yang dibintangi oleh Tom Cruise dan Brad Pitt. Usai melihat filmnya, Slash menelepon Tom Cruise dan mengatakan bahwa dia tidak tertarik untuk mengisi soundtrack film tersebut karena menurutnya film itu menyebalkan. Namun di sisi lain, Axl justru menyukai film tersebut dan menerima tawaran untuk meng-aransemen ulang lagu Sympathy for the Devil. Atas dasar keinginan sang frontman, akhirnya Slash dengan perasaan terpaksa mengisi bagian gitar di lagu tersebut.

Proses pembuatan lagu yang sudah diawali dengan beda pendapat tersebut membuat komunikasi antara Axl dan Slash hanya dilakukan lewat pihak manajemen. Masalah berlanjut ketika Axl mendengarkan hasil rekaman dan merasa tidak puas dengan permainan gitar Slash, kemudian meminta Slash untuk bermain lebih menyerupai Keith Richards. Slash kemudian menolak dengan alasan lagu itu dibuat untuk versi GNR, jadi tidak ada alasan untuk disamakan dengan Keith. Namun Axl dengan sikap arogansinya tetap bersikeras dan mengancam bahwa dia tidak akan mengisi vokal sampai bagian gitarnya diubah, dan akhirnya Slash pun mengalah.

Emosi sang gitaris akhirnya tidak bisa terbendung ketika dia mendengarkan hasil akhir dari lagu tersebut dan menyadari bahwa bagian gitarnya ditimpa oleh permainan gitar dari Paul Tobias. Bahkan tidak tanggung-tanggung, Paul meng-copy solo gitar milik Slash. Hal ini kemudian dianggap oleh Slash sebagai sebuah penghinaan, sebuah alasan yang kemudian membuatnya kehilangan motivasi untuk melanjutkan karirnya bersama GNR. Lagipula, Slash juga sudah terlibat dengan Slash’s Snakepit dan memilih untuk fokus dengan proyeknya tersebut. Sejak saat itu, Slash mengaku bahwa dirinya sudah tidak bertanggung jawab terhadap semua yang terjadi dalam GNR pada saat itu, dan sepertinya dia memang tidak ingin tahu lagi. Maka jadilah lagu Sympathy for the Devil sebagai penutup hubungan Slash dan Axl yang sampai saat ini belum kunjung membaik.

Dua tahun yang lalu, sempat muncul harapan untuk melihat GNR kembali utuh saat acara Rock and Roll Hall of Fame, namun Axl dan Izzy menolak untuk datang. Akhirnya, ego tetap menjadi alasan mengapa reuni GNR dengan formasi AFD masih tetap dinantikan sampai sekarang.

Kategori: Rockumentary Tag: AXL Rose, Guns N Roses, Slash

Banyak yang mengatakan tulisan saya tidak mendidik. Ya, saya memang bukanlah seorang pendidik.

Sampaikan Komentar Anda: Cancel reply

Copyright © 2025 · Tampilan "Modern Studio Pro Theme" dengan "Genesis Framework" ·