Axl adalah seorang musisi metal yang merajalela di kota besar. Dengan tatapan tajam dan rambut pirang yang kusut, menjadikan ia personifikasi dari kekerasan dan kemarahan. Ia menyembunyikan kehidupannya yang liar di balik lirik-lirik keras dan riff gitar yang menggelegar.
Saat sedang tidak ada jadwal panggung, Axl mencari penghidupan dengan menjadi mitra Gojek. Suatu hari, ia sedang mengemudi dengan sepeda motor sambil mengantarkan pesanan ayam geprek. Dia tiba di alamat yang diberikan, dan sampai di depan pintu terbuka untuk disambut oleh seorang wanita yang mempesona. Dengan wajah yang lembut dan pakaian yang menutup auratnya dengan sopan.
Wanita itu bernama Siti.
Siti adalah seorang guru mengaji yang hidup dalam kedamaian spiritual.
Axl merasa terpesona oleh kecantikan dan ketenangan Siti yang memancar dari jemarinya ketika memberi bintang lima di aplikasi Gojek. Walau terjadi pada saat yang tak terduga dan di tengah kesibukan pekerjaannya, perasaan Axl muncul dan merayap ke dalam hatinya.
Siti, sebagai seorang janda yang telah kehilangan suaminya karena digigit anjing rabies, memiliki perjuangan pribadi dan tanggung jawab sebagai ibu bagi anak lelakinya yang berusia lima tahun. Anak lelaki itu bernama Husain. Dalam kehidupan sehari-hari, Siti selalu hidup dalam kerja keras dan kejujuran, dengan mengajar anak-anak PAUD tentang agama dan kebaikan.
Dan… ada sesuatu dalam dirinya yang membuat Axl ingin tahu lebih banyak.
Kesempatan untuk bersama terjadi ketika Axl terus mengantar ayam geprek ke rumah Siti, sekalipun Siti tidak pernah memesan makanan. Setiap kali mereka bertemu, Siti memberikan senyum tulus dan terima kasih yang hangat. Axl, yang terbiasa dengan atmosfer keras musik metal, menemukan dirinya terpanah oleh ketenangan Siti dan cahaya yang dipancarkan dari wajahnya.
Tapi, tentu saja, cerita cinta mereka tidak berjalan mulus. Ada perbedaan yang mencolok antara gaya hidup mereka. Axl, dengan identitas musisi metal-nya, hidup dalam dunia kebebasan, ekspresi diri, dan adrenalin. Siti, seorang guru mengaji yang taat, hidup dalam keteraturan, kepatuhan, dan ketaatan kepada Tuhan.
Cinta mereka diuji oleh perbedaan keyakinan dan gaya hidup yang mencolok. Pertemuan mereka yang indah ternyata menjadi perang antara surgawi dan duniawi, antara gitar keras dan doa yang hening.
Mereka saling menatap dengan kebingungan. Bagaimana mungkin seorang rocker keras seperti Axl tertarik pada seorang wanita religius yang memiliki tanggung jawab sebagai janda dan seorang ibu? Dan sebaliknya, Siti merasa ragu dengan kehidupan bebas dan keras yang dijalani Axl.
Siti berusaha membawa Axl ke jalan yang benar dengan mengajaknya mengaji dan menghadiri ceramah agama. Namun, Axl menolak dengan keras dan merasa agama hanya membatasi kebebasannya. Di sisi lain, Axl mencoba mengenalkan Siti pada dunia musik metal yang keras dan penuh dengan energi, tetapi hanya kebingungan dan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh Siti.
Situasi semakin rumit ketika anak Siti, Husain, terlibat dalam kisah cinta ini. Husain adalah seorang anak yang polos dan menggemaskan, tetapi dia juga terikat oleh tradisi dan keyakinan agama. Axl merasa terintimidasi oleh tanggung jawab sebagai figur ayah bagi Husain, sedangkan Siti berharap Axl dapat memberikan pengaruh yang baik pada anaknya.
Satu hal yang tak pernah terduga oleh Siti adalah pengaruh Axl terhadap Husain. Seiring waktu, Axl memperkenalkan Husain pada musik metal yang keras. Dengan volume yang menggema dan lirik yang mengguncang, Husain terpikat oleh ritme neraka dari aliran musik ini. Axl mulai membelikan Husain kaos hitam dengan gambar tengkorak. Ya, anak sekecil itu menjadi penggemar setia Axl.
Siti, sebagai seorang guru mengaji yang taat, menjadi terkejut dan bingung melihat perubahan dalam minat Husain. Dia merasa khawatir bahwa musik metal dapat mempengaruhi nilai-nilai agama dan spiritualitasnya. Namun, setiap kali Siti mencoba membahas hal ini dengan Axl, dia hanya menanggapinya dengan candaan dan sikap tidak serius.
Husain, yang terpesona oleh musik metal, mulai mempelajari lirik-lirik gelap itu dengan antusias. Dia selalu menirukan gaya bermain gitar dengan gerakan kepala yang cepat, meniru gaya Axl di panggung. Siti mencoba memperingatkan Husain tentang pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh musik ini, tetapi Husain hanya menjawab dengan mata berbinar dan berkata bahwa musik metal adalah musik yang paling keren di dunia. Dan lagi, anak sekecil itu telah termakan doktrin.
Keadaan semakin memburuk ketika Husain mulai memasukkan elemen-elemen metal ke dalam pelajaran agama di sekolahnya. Dia mengajari teman-temannya tentang solo gitar yang mendebarkan dan menggambarkan surga sebagai konser metal yang tiada akhir. Guru-guru dan orang tua murid lainnya tercengang melihat perubahan ini, sementara Axl hanya tersenyum bangga dan menganggapnya sebagai prestasi.
Husain, dengan senyumannya yang belum ternoda, mulai menggambarkan dirinya sebagai “rocker cilik” dan membayangkan pertunjukan metal yang hebat di dalam imajinasinya. Ia berkhayal kelak bisa berada di atas panggung bersama Axl.
Namun, nasib tragis menimpa Axl ketika ia digigit anjing rabies saat sedang bermain dengan Husain di taman. Axl harus menghabiskan waktunya di rumah sakit. Jadwal panggungnya dibatalkan dan penggemarnya mengamuk karena sudah terlanjur membeli tiket. Status kemitraannya di Gojek harus dicabut karena performanya menurun akibat tak pernah lagi menerima orderan.
Tiga pekan di rumah sakit melalui masa inkubasi, dengan disokong BPJS kelas III, Axl mencoba untuk tetap kuat dan melawan virus rabies, tetapi akhirnya harus menyerah dan kehilangan nyawa akibat imunitasnya yang memang rendah. Hal ini tak terlepas dari Axl yang tidak mendapatkan imunisasi saat balita.
Dunia metal kehilangan salah satu musisi paling berbakat, dan Siti harus berjuang untuk mengatasi kesedihan atas kehilangan Axl.
Husain, yang masih terlalu muda untuk memahami konsep kematian, merasa kehilangan sosok yang ia idolakan. Namun, dalam ingatannya, Axl akan selalu menjadi “pahlawan metal” yang memperkenalkannya pada musik yang menggetarkan jiwanya. Dalam hati Husain, Axl akan selalu hidup melalui dentuman gitar yang keras dan melodi yang membara.
Siti, dengan naluri keibuannya, menyadari bahwa meskipun Husain dan Axl memiliki kecintaan yang sama terhadap musik metal, namun pandangan hidup mereka sangat berbeda. Atas alasan itu, ia mulai mengajarkan Husain tentang nilai-nilai religius dan memberikan pengarahan yang lebih positif.
Dalam akhir yang ironis, waktu menjalankan tugasnya: Menjawab semua pertanyaan akan masa depan.
Husain akhirnya menjadi seorang pelajar yang sukses dan berbakat di bidang MLM. Husain menjadi top leader di sebuah perusahaan MLM hingga menerima penghargaan “Golden Personality Award” dari sebuah akun TikTok yang sudah sangat populer.
Sementara itu, Siti menemukan kedamaian dan ketenangan dalam agama dan kepercayaannya. Tentu ia masih merindukan Axl, tetapi ia tahu bahwa kehidupan harus terus berjalan dan bahwa setiap orang memiliki jalan hidupnya sendiri.
Maka, dalam kehidupan yang tak terduga ini, harmoni cinta dan musik metal harus berhadapan dengan gigitan takdir yang penuh dengan infeksi virus rabies.
Meski Axl telah pergi, warisan musik dan ingatan akan kegilaan aksi panggungnya akan selalu terpatri dalam hati Siti dan Husain. Mungkin, dalam kehidupan berikutnya, mereka akan menemukan harmoni baru di antara keberagaman yang tak terduga, tentu dengan suntikan vaksin rabies agar kejadian kelam itu tak lagi terulang.
Sampaikan Komentar Anda: