Ketika seseorang mencoba memperkenalkan Saya kepada seseorang yang baru, saya seringkali merasa seperti sedang memainkan game RPG tanpa akhir, di mana saya harus mengikuti petunjuk untuk menyelesaikan langkah berikutnya: Bertanya tentang pekerjaannya, hobinya, dan cerita hidupnya yang konvensional.
Terkadang saya ingin menyatakan diri sudah bosan dan mengambil opsi tidak terima quest lagi. Tapi saya takut akan membuat si pendatang baru merasa tersinggung. Ya, terlalu peduli dengan perasaan orang, yang sebenarnya bukan merupakan tanggung jawab Saya.
Selalu ada rasa bosan saat berkenalan dengan orang baru, di mana setiap kali Saya berkenalan dengan seseorang yang baru, Saya merasa bisa meramalkan dialognya dengan sempurna. Di sinilah tempatnya kebosanan bertemu dengan ketidakberdayaan, dan Saya mulai bertanya-tanya, apakah semua manusia sebenarnya hanya klon yang dihasilkan dalam skema pabrik yang membosankan?
Berkenalan dengan orang baru, itu adalah kegiatan yang awalnya Saya harapkan akan memberi semangat baru dalam hidup. Namun, apa yang sering terjadi adalah Saya mendapati diri ini terjebak dalam rutinitas perkenalan yang sama.
Pertanyaan-pertanyaan klise seperti “Darimana asalmu?” atau “Apa pekerjaanmu?” terdengar seperti mantra yang tidak dapat dihindari. Sudah waktunya Saya melangkah ke level berikutnya.
Di sini, Saya dihadapkan pada masalah serius yang terus berulang. Kebosanan berkenalan dengan orang baru!
Bagaimana Saya bisa tetap terhibur dengan cerita-cerita yang sama dan pertanyaan-pertanyaan yang membosankan?
Ah, berkenalan dengan orang baru itu justru menjadi ritual tak terelakkan yang menawarkan harapan palsu. Saya berharap menemukan pencerahan dalam percakapan yang segar dan perasaan yang menyenangkan, tetapi pada akhirnya, Saya mendapati diri terjebak dalam rutinitas yang sama berulang kali. Apakah itu berarti Saya benar-benar bosan berkenalan dengan orang baru? Tampaknya benar kata seorang teman, Saya mengalami kebosanan dalam hubungan sosial.
Sebagai seorang programmer, mungkin inilah saatnya Saya menciptakan sebuah program baru. Program ajaib yang akan memberikan variasi yang tak terbatas dalam bertemu orang baru.
Setiap kali Saya memasukkan kriteria seperti usia, minat, atau bahkan tingkat keanehan, program ini akan menciptakan karakter baru yang menarik dan menyegarkan. Saya akan bisa berkenalan dengan alien, penjahat super, atau bahkan orang yang hanya berbicara dalam bahasa teka-teki. Berkenalan tidak akan pernah lagi membosankan!
Tapi tunggu dulu. Dunia saat ini tidak lagi seperti saat Saya remaja dulu yang sarat dengan interaksi fisik. Dunia saat ini penuh dengan kemajuan teknologi dan terhubung secara daring, di mana berkenalan dengan orang baru terasa seperti melalui mesin pemrosesan.
Setiap kali Saya membuka aplikasi kencan, atau mengikuti acara sosial daring, Saya hanya melihat profil-profil yang sama. Foto selfie dengan wajah-wajah yang sama, bio yang isinya serupa karena menggunakan kutipan-kutipan dari film atau orang-orang terkenal, dan percakapan yang terasa seperti copy-paste. Apakah ini benar-benar berkenalan dengan orang baru?
Alih-alih menciptakan program untuk menghilangkan rasa bosan saat berkenalan dengan orang baru, Saya cenderung lebih tertarik untuk menciptakan “Serikat Anti-Sosialisasi”.
Di sini, Saya bisa bertemu dengan orang-orang yang juga merasa bosan saat berkenalan dengan orang baru. Saya bisa menghabiskan waktu bersama mereka, saling mengeluh tentang betapa membosankannya pertemuan dengan orang baru. Kami bisa membagikan pengalaman-pengalaman yang membosankan, seperti menceritakan kisah mengenai orang yang tidak menarik atau perkenalan yang berakhir dengan diam.
Bersama-sama, kami bisa mengatasi kebosanan ini dengan cara yang menghibur.
Sepertinya, saya tidak perlu khawatir mengenai rasa bosan berkenalan dengan orang baru ini. Dengan pembentukan “Serikat Anti-Sosialisasi” ini, Saya bisa merasakan bosan dalam bentuk yang terstruktur dan didukung oleh orang-orang sejenis.
Sampaikan Komentar Anda: