Juni, bulan paling buas sejauh ini. Berawal lewat sepucuk surat suspend dari media.net yang bernada low quality traffic, mengajukan banding sebanyak 3 kali, namun hingga kini tak kunjung berbalas. Bukan masalah besar, karena suspend dari media.net atau Google Adsense sekalipun bukan akhir dunia, masih ada bejibun PPC di luar sana. Hanya saja, saldo yang tersisa di dalam akun media.net dibekukan seutuhnya!
Sambil menunggu dan berharap mendapatkan “pengampunan”, saya beralih dari PPC ke CPM. Lagipula, selama ini saya memang menjadikan beberapa CPM network sebagai semacam backup, salah satunya Lijit. Sialnya, 5 hari kemudian saya mendapatkan email dari pihak mereka yang menyatakan bahwa semua web di dalam ditolak dengan alasan kualitas. Bukan sebuah account suspend, hanya saja web yang sudah ditolak tersebut tidak bisa digunakan lagi.
Fuck, apa pula ini…!
Dikarenakan selama ini saya menganut sistem “don’t put all your eggs in one basket”, jadi masih ada asa yang tersisa. Masih ada 5 CPM yang tersedia, 3 diantaranya merupakan network asal India, Negara dengan penderita busung lapar nomor 4 di dunia namun cukup maju dalam dunia internet publishing. Sialnya, bulan Juni adalah bulan di mana nilai dari eCPM semua network turun drastis di angka yang tidak masuk akal.
Boomm… masalah finansial mulai datang!. Masalah demi masalah pun saling sahut-sahutan. Puncaknya adalah ketika semua VPS mati total (Ya, saya menggunakan fake traffic untuk CPM, dan silahkan menghakimi saya). Mencoba layanan VPS dari provider yang berbeda dari sebelumnya, namun ternyata hanya butuh waktu 48 jam untuk melihat mereka tumbang. Masalah OS, alibi mereka. Padahal, saya mengeluarkan biaya sewa menghampiri 3x lipat dari sebelumnya.
Pada fase ini, saya mulai memanggil nama Tuhan. Meminta Ia untuk segera mengambil alih mouse dan keyboard.
Tak ada aktifitas, hanya nongkrong ke tempat-tempat tidak jelas, sembari menyaksikan pegelaran Piala Dunia yang baru memasuki putaran pertama. Memanfaatkan momentun pesta sepakbola dunia, maka judi menjadi semacam jalan pintas. Pada titik ini, sbobet adalah pilihan yang paling masuk akal. Konsep parlay menjadi harapan besar, namun entah mengapa, Spanyol, Italia, dan Inggris kerap menyusahkan dirinya sendiri. Tidak efektifnya hal tersebut membuat saya menarik diri dan lebih cenderung dengan judi metode konvensional. Melakukan “silaturahmi” dengan teman-teman lama, namun hasilnya masih saja serupa. Sejumlah analisa dari para pundit hingga prediksi seekor unta yang menjadi superstar itu sama sekali tak bekerja.
Mencoba melirik kembali 2 web yang sempat dibangun 3 bulan lalu di mana telah disuntik sejumlah backlink, konten SEO, dan berbagai macam jenis social signal, namun ternyata tak menghasilkan apa-apa dari PopAds maupun Infolinks. CPM? angka eCPM-nya tak mengalami perubahan dari awal bulan. Makin menjadi, karena saya menemukan sebuah hosting yang bermasalah, dan tidak ada solusi selain menggantinya. Beruntung, di bulan ini Hawkhost merayakan ulang tahun yang ke-10, sehingga saya masih bisa mendapatkan potongan harga untuk kontrak 1 tahun.
Sambil memandangi pohon jambu di depan kamar yang juga tak kalah menyedihkan nasibnya, saya tiba-tiba teringat akan seorang teman yang sempat meminjam uang. Saya menagih beliau dengan bermoduskan basa-basi di awal pembicaraan, namun ia menyuapi saya dengan puisi kesedihan.
***
Anda bisa mengatakan bahwa saya adalah pribadi yang negatif dan pesimistis, namun ini adalah saat yang tepat untuk mengiyakan kalimat dari sebuah film yang saya lupa judulnya. Kalimat itu berbunyi: Life Sucks!
Sepertinya, saya butuh sedikit alkohol.
Sampaikan Komentar Anda: