Ada kalanya, teknologi memiliki sudut pandangnya tersendiri, dan itulah yang terjadi subuh ini.
Google Translate tampaknya mengalami “kecelakaan” saat melakukan translate dari bahasa Ukrania ke Rusia. Insiden itu akan Anda temui saat mengetikkan “Russian Federation”. Lihat, apa hasilnya?
MORDOR!
Untuk Anda yang tidak mengenal kata “mordor”, ini merupakan bagian dari karya J. R. R. Tolkien pada Lord of the Rings, yang mana merujuk pada neraka fiksi dengan gunung berapi yang menakutkan.
Pertanyaannya, mengapa warga Ukraina membandingkan Federasi Rusia dengan “mordor?” Dugaan saya, mungkin hal ini masih berkaitan dengan sejarah panjang akan konflik antar 2 negara tersebut, yang paling baru misalnya saat Federasi Rusia mencaplok Crimea di tahun 2014. Ada banyak ketegangan yang tercipta kala itu. Anda bisa menelusuri kejadian tersebut di sini.
Selain itu, terjemahan lain dari Ukrania ke Rusia yang juga mengalami insiden adalah saat Anda mengetikkan nama Sergey Lavrov, sang Menteri Luar Negeri Rusia. Google Translate dengan otomatis akan mengkonversi nama pria berkacamata tersebut menjadi “sad little horse”.
Google mengkonfirmasi bahwa kesalahan seperti ini merupakan bug otomatis, dimana hasil terjemahan merupakan metafora yang sengaja diciptakan oleh para pengguna. Artinya, Google Translate adalah penerjemah otomatis yang bekerja tanpa adanya intervensi dari penerjemah manusia, lalu memanfaatkan teknologi sebagai gantinya (sumber). Terjemahan otomatis itu sendiri akan sangat sulit, karena arti kata-katanya tergantung dari konteks yang digunakan. Dengan demikian, tidak semua terjemahan itu sempurna, dan ada kalanya terjadi kekeliruan saat menerjemahkan.
***
Terlepas ini hanya “kecelekaan” dari sebuah teknologi, namun di sisi lain membuat saya kembali menelusuri arsip-arsip sejarah mengenai pecahnya Uni Soviet. Entah mengapa, ada sensasi “menegangkan” yang terasa nyata saat menyimak kondisi terkini Ukraina pasca melepaskan diri dari Uni Soviet. Begitu pula kala melihat-lihat kembali “romantisme” dua negara tersebut saat masih bersatu.
Dan kenikmatan itu pula yang saya rasakan kala berkunjung kembali ke Instagram-nya. Entah mengapa, ada sensasi “menegangkan” yang terasa nyata saat menyimak kondisi terkini dirinya pasca melepaskan diri. Begitu pula kala melihat-lihat kembali “romantisme” kami saat masih bersatu.
Sampaikan Komentar Anda: