Renta, agresif, hiperaktif, fanatik, kapitalis, apatis, selalu benar, dan tahu segalanya. Ya, itulah kualifikasi yang harus dipenuhi seorang perempuan untuk menjadi ibu kost. Maksud saya, untuk menjadi ibu kost yang abadi dan senantiasa berada dibenak para mahasiswa, sekalipun itu dari perspektif yang lain.
Dia, Kristianti… dan dia adalah ibu kost. Bagi saya, dia adalah ibu kost paling berkesan sepanjang masa. Anda bebas memaknai kata “berkesan” yang saya gunakan, tapi saya rasa Anda sudah paham dengan maksud saya. Tapi jujur, dia memang berkesan bagi saya! Dan sepertinya, ia juga berkesan bagi kalian yang pernah satu kost dengan saya. Lagipula, dulu kita sudah sering mengkaji kepribadian dan kehidupannya yang menarik itu di dalam ruangan pengap berukuran 4 X 4 dan retak-retak itu. Bedanya, semalam kita membicarakannya lagi tapi lewat aplikasi chat. Kenapa? Ya karena dia memang berkesan.
Dia, kristianti… ada pada levelnya tersendiri.
Charles Darwin yang begitu populer lewat teori evolusinya ketika kita SD, menekankan bahwa kompetisi adalah penggerak utama di dalam sebuah evolusi. Namun sayangnya, hal tersebut sudah dibantah oleh sekelompok peneliti dari Universitas of Bristol dengan jurnal berjudul Biology Letters. Salah seorang penulis studi tersebut, Professor Mike Benton, menyatakan bahwa kompetisi tidak memiliki peran di dalam pola evolusi secara keseluruhan. Bahkan teori gravitasi dari Isaac Newton sekalipun sudah terbantahkan karena menyatakan gravitasi memiliki kecepatan cahaya. Padahal, para ilmuan sudah sepakat bahwa kecepatan cahaya adalah kecepatan yang absolut. Hal ini didasarkan pada teori relativitas Einstein dan teori elektromagnetik Maxwell. Namun di sisi lain, Einstein yang pada tahun 1905 memunculkan teori relativitasnya mengenai tidak ada materi yang bisa melebihi kecepatan cahaya juga sudah diragukan. Faktanya, teori yang sudah menjadi jantung dari semua kosmos sains tersebut dibantah oleh tim OPERA yang berhasil merekam neutrino yang dipancarkan dari Swiss (di pusat riset CERN) datang dengan kecepatan 60 nanodetik sebelum cahaya itu tiba.
Teori di dalam sains fisika, tidak peduli itu disampaikan oleh orang-orang hebat sekalipun, tetap saja menjadi sebuah teori yang tidak bisa dipastikan kebenarannya. Kita hanya perlu menunggu hingga kesalahan dari teori tersebut terungkap. Saya tidak berani mengatakan bahwa semua bantahan teori di atas benar, karena memang masih bisa kita perdebatkan, tergantung Anda ada di pihak yang mana. Namun ada satu hal yang pasti di alam semesta ini, jika ia adalah seorang Kristianti, maka tidak ada yang bisa membantahnya. Tidak saya, Anda, Farhad Abbas, atau Chuck Norris sekalipun. Bagi seorang Kristianti, ia tak terbantahkan. Ia adalah sosok yang agung, sakral, kekal, dan abadi berkat teorinya yang kemudian menjadi protokol utama di dalam industri kost. Mahasiswa selalu salah, dan ibu kost selalu benar. Seperti itulah bunyi teori tersebut.
Tanyakan pada ibu kost Anda, maka ia akan mengamini teori ini.
“Kristianti adalah sosok yang luar biasa. Tidak ada dia, maka industri kost tidak akan berkembang seperti sekarang” – Nurdin Mahmud, Juragan Kost –
“Kristianti adalah alasan mengapa saya bangga berada di sini” – Siti Zuleha, Penjaga Kost –
“Jika Anda belum pernah bertemu dengannya (Ibu Krsitianti), maka merugilah Anda” – Mbak Nur, Penjual Nasi Kuning –
“Luar biasa, grrr… nya berantakan. Keren!” – Eko Patrio, Juri Stand Up Academy Indosiar –
Mahasiswa selalu salah, dan ibu kost selalu benar. Kalimat sederhana, tapi posisikan diri Anda sebagai mahasiswa yang tinggal di kost-an beliau, kemudian tanyakan pada diri Anda sendiri: “Haruskah saya membantah teori tersebut?” Ditambah Anda berada dalam posisi sebagai mahasiswa yang tidak memiliki prestasi di kampus (semester 8+) dan cukup boros dalam menggunakan listrik akibat komputer yang selalu menyala karena terus-terusan mengunduh film beresolusi tinggi, sekalipun sadar bahwa internet Anda berkecepatan rendah. Pejamkan mata Anda dan tempatkan diri Anda ke dalam situasi seperti itu.
Sekarang, apakah Anda sudah merasakan apa yang sudah saya dan teman-teman lainnya rasakan? Ya, rasanya melihat siluet beliau saja sudah menakutkan, apalagi harus membantah teorinya. Jiwa pemberontak sebagai seorang mahasiswa hilang begitu saja. Tubuh yang terbang tinggi karena merasa sudah memiliki wawasan luas (baik itu dari lingkungan kampus atau pergaulan) tiba-tiba terhempas kembali ke tanah. Rumput ilalang menyambut tubuh yang jatuh tersebut dengan bisikan lembut, “Kamu bukan siapa-siapa, dan akan selalu begitu”. Membantah teorinya sama saja dengan mengajukan hipotesa bahwa untuk bisa meraih cita-cita, anak-anak Indonesia harus banyak nonton JKT48. Tidak peduli seperti apa landasan teori dan kerangka berpikir Anda, semuanya hanya akan berakhir dengan penolakan. Kenapa? Karena dia adalah Kristianti. Terlahir sebagai dewi kost jauh sebelum teknik marketing kost-kostan itu ditemukan. Tercipta sebagai orang yang akan membantah Anda, termasuk teman dan keluarga Anda.
Jika Anda sudah pernah melalui semua hal ini, maka Anda tidak akan bisa memungkiri lagi bahwa dialah Boss-nya, the iron lady. Julukan untuk Jose Mourinho sebagai the special one sudah tidak terasa spesial lagi. Sama halnya dengan martabak spesial yang dijual sepanjang jalan BTP, tidak ada yang spesial.
Ingin rasanya menuliskan semua hal-hal yang terjadi selama saya tinggal di kost tersebut. Sebuah kost yang sebenarnya tidak memiliki nama, namun kami sepakat untuk memberinya nama selobakin. Entah apa artinya, namun kami merasa nyaman untuk menggunakan kata tersebut. Tapi tetap saja, sebanyak apapun saya menceritakan kejadian yang saya alami, hasilnya sama saja, saya berada di pihak yang salah. Kenapa? Karena sedari awal, Standart Operational Procedure kost-an tersebut memang berlandaskan teori mahasiswa selalu salah, dan ibu kost selalu benar. Jadi, tidak ada gunanya. Padahal ada banyak hal-hal yang ingin saya konfirmasi dan validasi kembali, termasuk dengan melakukan reka ulang. Tapi kembali lagi, data dan bukti yang saya ajukan tidak akan bernilai di matanya, sekalipun sudah ada dukungan dan kesaksian dari para penghuni kost lainnya.
***
Ibu Kristianti, saya tidak akan pernah melupakan Anda. Saya begitu rindu dengan suara plek itu. Suara yang dihasilkan oleh tali celana karet bermotif bunga-bunga yang sering Anda tarik-tarik ketika mengajarkan kami mengenai cara untuk menjadi pria sejati, seorang pria seperti anak Anda (ah, saya lupa namanya).
Ibu Krsitianti, sampai kapan pun saya akan menjadi penggemar Anda. Tidak ada keraguan untuk memamerkan akun sosial media saya yang bertuliskan “Kristianti Fans Club”. Tidak peduli itu saya terdaftar sebagai member resmi atau tidak, saya tetap akan melakukannya, karena saya adalah penggemar berat Anda. Dan jika Anda membaca tulisan saya ini, tentu Anda paham maksud dari penggunaan kata “penggemar” tersebut.
Ya, Anda pasti tahu, karena Anda adalah Kristianti.
Tulisan ini didedikasikan untuk Ayub Angling Dharmo yang sedang berada di dalam titik terendah karirnya sebagai pemain basket karena mengalami cedera parah. Lekas sembuh bro’, and see you in the selobakin apartment (ceritanya nanti selobakin sudah jadi apartemen).
kenapa harus ada tulisan dbawahnya kabla! pencemaran nama baik namanya itu hahahahah
hahaha…
yang baca pasti langsung googling namamu, mikirnya pemain IBL
cepat sembuh bro!