Pagi itu, seperti biasanya, matahari sudah bersinar terang di luar jendela, namun pria itu masih duduk di depan komputer dengan semangat rendah, di dalam kamar penuh kepulan asap rokok. Suara-suara dari papan tik berderak menjadi teman setia dari layar komputernya yang dipenuhi dengan kode-kode lembaran kerja yang hanya dipahami oleh ia seorang.
Ya, kehidupan seorang web programmer memang tak selalu glamor. Jauh dari hiruk-pikuk sosial. Namun pria itu terpaksa menjalaninya, karena impiannya untuk menjadi anggota DPR mendapat penolakan dari masyarakat.
Bahasa kotor adalah bahasa sehari-harinya, dan skeptisisme yang mendalam terhadap apa yang dikatakan orang lain adalah prinsip hidupnya. Terkadang, Ia bercanda dengan jorok. Orang-orang tertawa, tapi mereka tidak tahu bahwa di balik topeng itu, Ia adalah seorang yang berhati lembut dan peka terhadap dunia di sekitarnya.
Di sisi lain kota, ada seorang wanita bernama Sri, perempuan polos yang selalu berbicara jujur. Ia mengabdikan hidupnya untuk pelayanan publik, bidang SDM, di Republik Wakanda. Sebagai pelayan publik, dia selalu berbicara apa adanya. Dia takut berbohong dan tidak pernah bisa menyembunyikan perasaannya. Baginya, dunia adalah tempat yang murni, di mana kejujuran adalah pedoman utama.
Kejujurannya itulah yang terkadang membuatnya terlihat lucu di mata orang-orang. Sri tak menyadari bahwa dunia ini penuh dengan kebohongan dan hanya sebuah panggung sandiwara belaka.
Dia takut untuk berbohong, bahkan untuk hal sekecil apapun. Dia hidup dalam keyakinan bahwa dunia ini baik dan tidak ada yang buruk di dalamnya, bahwa setiap orang selalu berkata jujur, dan cinta adalah sesuatu yang murni dan indah. Baginya, dunia ini seindah filter Instagram yang penuh dengan bunga-bunga dan matahari terbenam.
Suatu hari, setelah melalui 7 purnama, voucher promo gofood akhirnya mempertemukan mereka berdua di cafe kekinian yang kelak akan menciptakan generasi pengidap diabetes. Pria itu, seperti biasa, mulai berbicara dengan kata-kata kasar begitu melihat Sri yang polos.
“Hei, apa yang kamu lakukan di sini, sayang? Dunia ini tidak seindah yang kamu pikirkan. Kamu tidak akan menemukan apa-apa di cafe ini!” katanya sambil menggigit sebatang rokok murahan.
Sri menjawab pria itu dengan heran. “Saya hanya sedang ingin mencicipi kopi di sini. Apa yang kamu maksud? Dunia ini indah kok, penuh dengan kebaikan dan kejujuran. Lihat saja orang-orang terlihat senang minum kopi di sini.“
Pria itu tertawa keras dengan congkaknya. “Indah? Kebaikan? Kejujuran? Itu semua adalah omong kosong! Dunia ini keras dan penuh dengan kebohongan. Aku sudah menyaksikan semuanya, dan aku akan memberimu pelajaran tentang bagaimana dunia ini sebenarnya berjalan.”
Sri semakin bingung. Dia tidak tahu apa yang dimaksud pria itu dengan semua kata-katanya yang kasar. Mungkin, ketidaktahuan itu akan menjadi sebuah misteri yang menarik untuk dipecahkan.
Dengan sikap yang agresif, pria itu terus mendekati Sri. Dia mencoba membuatnya mengerti bahwa kehidupan itu keras dan orang-orang tak selalu berkata jujur. Bicaranya kasar, namun apa yang ia lakukan adalah melindungi hati lembut Sri dari dunia yang kejam.
Pria itu menggelengkan kepala. “Sri, kamu harus tahu bahwa dunia ini penuh dengan kebohongan. Semua orang berpura-pura, seperti di atas panggung sandiwara. Mereka menyembunyikan sisi gelap mereka dan berpura-pura menjadi yang terbaik di depan orang lain.”
Sri memicingkan mata, bingung dengan pernyataan pria itu. Ingin segera pergi, namun merasa sayang dengan kopinya yang baru diseruput sekali.
Pria itu makin semangat.“Kamu melihat semua pelanggan di cafe ini sibuk selfie untuk media sosialnya, kan? Ketahuilah, Itu hanya potongan kecil dari kehidupan nyata. Orang-orang memamerkan yang terbaik dari diri mereka sendiri, sementara kehidupan sebenarnya jauh lebih rumit dan tidak selalu indah.”
Sri duduk diam sejenak. Dia berkata dengan polos, “Tapi, apa salahnya jika kita mencoba untuk positif dan melihat yang terbaik dalam semua hal?”
Pria itu terharu oleh ketulusan si wanita, mengingatkan dirinya sendiri untuk bersikap lebih lembut. “Tidak ada yang salah, Sri. Memang ada keindahan di dunia ini, tetapi kita juga harus berhati-hati dan tidak terlalu percaya pada apa yang kita lihat di permukaan. Jangan biarkan dunia ini memanfaatkanmu.”
Sri merenung lagi. “Aku akan mencoba memahaminya, tapi aku tetap ingin percaya bahwa dunia ini penuh dengan kebaikan.”
Pria itu mengangguk. “Itu sikap yang baik, Sri. Tapi ingatlah, kejujuranmu adalah hal yang berharga, tetapi dunia ini bukanlah tempat yang selalu menghargai kejujuran. Jadi, tetaplah jujur, tetapi juga bijak.”
Sri tersenyum lagi, kali ini dengan sedikit kebijaksanaan di matanya. “Terima kasih. Aku akan tetap jujur dan melihat dunia ini dengan mata yang lebih bijak.”
Mereka melanjutkan minum kopi, berbicara tentang topik-topik lain, mulai dari ekonomi, politik, hingga isu-isu sosial yang tengah hangat di Republik Wakanda.
Pria itu pun tahu bahwa mengubah pandangan Sri tentang dunia tidak akan mudah, tetapi setidaknya ia telah memberinya sebuah pemikiran baru. Mungkin suatu hari nanti, dia akan memahami bahwa dunia ini adalah teater pertunjukan yang kompleks, dan bahwa kejujuran, walaupun terkadang disampaikan dengan kasar, adalah cara terbaik untuk menghadapinya.
Sampaikan Komentar Anda: